Kupanggil engkau dideras hujan
Disuatu senja di Tanah Merah
Berlomba dengan lenguh sapi pacu
Biarlah ..kupetik dulu daun tembakau
Agar bisa kusuntingkan bunganya di sanggulmu
dan bersanding di atas lincak emas
Ketika rembulan pancarkan rindu
pada angin yang meniup daun
Sabtu, 26 September 2009
Minggu, 16 Agustus 2009
Masih adakah semangat patriotisme itu...???
Ada gegap gempita di sebagian masyarakat Indonesia, menyambut hari ulang tahun kemerdekaan negaranya, namun ada pula yang biasa2 saja terlihatnya, bahkan ada juga yang acuh tak acuh, mengganggap tak ada bedanya dengan hari-hari biasa.
Sungguh menyedihkan..!, dan adalagi yang sangat, sangat menyesakkan dada, karena ada segelintir orang yang nota bene adalah manusia Indonesia, yang justru menyambut ulang tahun kemerdekaan negaranya dengan membantai saudara-saudara sebangsanya.
Ironis memang...hatta dengan berbagai alasan apapun, perbuatan itu tak termaafkan. semestinya..dan alangkah lebih indahnya ulang tahun kemerdekaan ini kita sambut dan kita rayakan dengan tetap menggenggam semangat patriotisme, yang dulu tertanam kuat dalam hati para pahlawan kemerdekaan kita.
Tak perlu berhura-hura tapi tanpa makna, tak usah pesta pora dalam kesulitan mencari nafkah keluarga, namun tetaplah dengan semangat yang menyala-nyala, dalam ikatan rasa bhineka tunggal ika.
Memaknai hari Ulang tahun kemerdekaan suatu negeri, bukanlah suatu kemestian mengisinya dengan kembali pada masa lalu, yang tentu saja berbeda dengan masa kekinian. Masa kini tak perlu lagi mengangkat senjata melawan penjajah. bukan lagi masanya bergerilya dari suatu tempat ke tempat lain, bersembunyi dari sebuah hutan ke hutan lebat yang lain, tapi masa kini yang diperlukan untuk mengisi kemerdekaan ini adalah semangat membangun negara tercinta ini, bukan justru memporak-porandakannya menjadi puing-puing kehancuran dan kehinaan di tengah cibiran dan cemoohan bangsa lain.
Kita tentunya tidak ingin negara Indonesia ini termashur ke seluruh penjuru bumi ini sebagai negara sarang teroris..! kita tak ingin bangsa lain yang dahulu mengenang bangsa kita sebagai bangsa yang ramah tamah,mau berkorban dalam persaudaraan, tanpa melihat dari mana seseorang itu berasal, justru kini menganggap bangsa kita adalah bangsa yang biadab, yang tak patut dijadikan sahabat, yang tidak layak dijadikan teman..
Wahai...!!!kemanakah semangat persatuan dan kesatuan dulu itu ..??
mengapakah harus terkikis habis dan tergerus waktu perobahan zaman...? semestinya adalah sebuah keniscayaan andai kita semua anak-anak bangsa Indonesia ini, tetaplah berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, tetap berpegang erat pada budaya yang meski berbeda tapi tetap satu jua,tetap bersikukuh dalam semangat membangun negara dan mental bangsanya dengan berlandaskan pada semangat patriotisme yang dulu menjadi api hati para pahlawan kita.
Tak ada kata terlambat ke arah itu, tak ada kata mustahil tuk mencapainya... semua pasti bisa..asal dengan satu tekad dan niat kita dengan tetap berdoa pada Sang Pemilik Segalanya, agar menjadikan negara Indonesia tercinta ini sebagai sebuah negara yang " gemah ripah loh jinawi " baldatun thayyibatun warabbun ghafuur" Amin.
Sungguh menyedihkan..!, dan adalagi yang sangat, sangat menyesakkan dada, karena ada segelintir orang yang nota bene adalah manusia Indonesia, yang justru menyambut ulang tahun kemerdekaan negaranya dengan membantai saudara-saudara sebangsanya.
Ironis memang...hatta dengan berbagai alasan apapun, perbuatan itu tak termaafkan. semestinya..dan alangkah lebih indahnya ulang tahun kemerdekaan ini kita sambut dan kita rayakan dengan tetap menggenggam semangat patriotisme, yang dulu tertanam kuat dalam hati para pahlawan kemerdekaan kita.
Tak perlu berhura-hura tapi tanpa makna, tak usah pesta pora dalam kesulitan mencari nafkah keluarga, namun tetaplah dengan semangat yang menyala-nyala, dalam ikatan rasa bhineka tunggal ika.
Memaknai hari Ulang tahun kemerdekaan suatu negeri, bukanlah suatu kemestian mengisinya dengan kembali pada masa lalu, yang tentu saja berbeda dengan masa kekinian. Masa kini tak perlu lagi mengangkat senjata melawan penjajah. bukan lagi masanya bergerilya dari suatu tempat ke tempat lain, bersembunyi dari sebuah hutan ke hutan lebat yang lain, tapi masa kini yang diperlukan untuk mengisi kemerdekaan ini adalah semangat membangun negara tercinta ini, bukan justru memporak-porandakannya menjadi puing-puing kehancuran dan kehinaan di tengah cibiran dan cemoohan bangsa lain.
Kita tentunya tidak ingin negara Indonesia ini termashur ke seluruh penjuru bumi ini sebagai negara sarang teroris..! kita tak ingin bangsa lain yang dahulu mengenang bangsa kita sebagai bangsa yang ramah tamah,mau berkorban dalam persaudaraan, tanpa melihat dari mana seseorang itu berasal, justru kini menganggap bangsa kita adalah bangsa yang biadab, yang tak patut dijadikan sahabat, yang tidak layak dijadikan teman..
Wahai...!!!kemanakah semangat persatuan dan kesatuan dulu itu ..??
mengapakah harus terkikis habis dan tergerus waktu perobahan zaman...? semestinya adalah sebuah keniscayaan andai kita semua anak-anak bangsa Indonesia ini, tetaplah berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, tetap berpegang erat pada budaya yang meski berbeda tapi tetap satu jua,tetap bersikukuh dalam semangat membangun negara dan mental bangsanya dengan berlandaskan pada semangat patriotisme yang dulu menjadi api hati para pahlawan kita.
Tak ada kata terlambat ke arah itu, tak ada kata mustahil tuk mencapainya... semua pasti bisa..asal dengan satu tekad dan niat kita dengan tetap berdoa pada Sang Pemilik Segalanya, agar menjadikan negara Indonesia tercinta ini sebagai sebuah negara yang " gemah ripah loh jinawi " baldatun thayyibatun warabbun ghafuur" Amin.
Sabtu, 08 Agustus 2009
"Terbang Memetik Bulan "
Terpenggal mimpi dari tidur lelapku
tentang keabadian yang ingin ku miliki
ketika jaga membuka mata
senja itu telah datang jua, dan mentaripun harus rela melepas kala
satu lagi kulalui jalan ini
mengisi agenda perjalananku dimuka bumi, meski segala rasa menggenapi
dada, mengoyak jiwa menahan duka
tapi awan telah memanggil hujan, dan langit berubah kelam
bulanpun mengucapkan selamat malam, lalu tenggelam.....
Marilah kawan...!
berjalanlah kedepan...perahu,biduk dan sampan siap bertandang
melayari bentangan samudera kehidupsn
memeluk pulau merengkuh tujuan
kepakkan sayap dan terbangkan impian
berpacu nasib, menerjang badai dan topan
disana bintang menanti siap dipetik
dan...serunipun melahirkan putik-putik
bersama senandung hari-hari yang penuh coretan nasib
tentang keabadian yang ingin ku miliki
ketika jaga membuka mata
senja itu telah datang jua, dan mentaripun harus rela melepas kala
satu lagi kulalui jalan ini
mengisi agenda perjalananku dimuka bumi, meski segala rasa menggenapi
dada, mengoyak jiwa menahan duka
tapi awan telah memanggil hujan, dan langit berubah kelam
bulanpun mengucapkan selamat malam, lalu tenggelam.....
Marilah kawan...!
berjalanlah kedepan...perahu,biduk dan sampan siap bertandang
melayari bentangan samudera kehidupsn
memeluk pulau merengkuh tujuan
kepakkan sayap dan terbangkan impian
berpacu nasib, menerjang badai dan topan
disana bintang menanti siap dipetik
dan...serunipun melahirkan putik-putik
bersama senandung hari-hari yang penuh coretan nasib
Sabtu, 25 Juli 2009
L A N G K A H
HARI DEMI HARI SETIA KUTELUSURI JALANKU
NAMUN SELALU KUTEMUI PERSIMPANGAN
HARUS SEJUTA KALI KU BERPIKIR
JALAN MANA YANG HARUS KUTEMPUH
SETIAP MALAM KUPELUK REMBULAN, MESKI HANYA DALAM HAYALAN
SETIAP HARI KUCIUMI MATAHARI,MESKI CUMA DALAM MIMPI
JEMUKAH SIANG DAN MALAM PADAKU, YANG SETIAP DETAK
JANTUNGNYA KU ISI ILUSI...?
MARAHKAH REMBULAN DAN MATAHARI PADAKU, YANG SETIAP HELAAN
NAPASNYA KUCUMBUI SELALU......?
BISAKAH MATA HATIKU MENITI HARI DENGAN PENUH ARTI...?
SANGGUPKAH KAKIKU MENAPAKI LANGKAH DENGAN PASTI ?
WAHAI....! BAKARLAH SIANG DAN MALAM DENGAN API HAKIKI
TEMUKAN SEGERA JALAN MENUJU KEBENARAN ABADI
NAMUN SELALU KUTEMUI PERSIMPANGAN
HARUS SEJUTA KALI KU BERPIKIR
JALAN MANA YANG HARUS KUTEMPUH
SETIAP MALAM KUPELUK REMBULAN, MESKI HANYA DALAM HAYALAN
SETIAP HARI KUCIUMI MATAHARI,MESKI CUMA DALAM MIMPI
JEMUKAH SIANG DAN MALAM PADAKU, YANG SETIAP DETAK
JANTUNGNYA KU ISI ILUSI...?
MARAHKAH REMBULAN DAN MATAHARI PADAKU, YANG SETIAP HELAAN
NAPASNYA KUCUMBUI SELALU......?
BISAKAH MATA HATIKU MENITI HARI DENGAN PENUH ARTI...?
SANGGUPKAH KAKIKU MENAPAKI LANGKAH DENGAN PASTI ?
WAHAI....! BAKARLAH SIANG DAN MALAM DENGAN API HAKIKI
TEMUKAN SEGERA JALAN MENUJU KEBENARAN ABADI
Sabtu, 18 Juli 2009
DI PASIR PUTIH KALIANDA
"Hore......!!!!"
!begitu teriakku, ketika ahirnya datang juga waktu yang aku tunggu itu.
seperti anak kecil yang ibunya datang dari pasar membawakan sebatang coklat kegemarannya.
Aku bersorak, bernyanyi, bahkan ...hihi.., aku menari ! gila!.
ya ...bagaimana tidak? ketika ahirnya satu demi satu anak2ku ,cucuku dan menantuku datang satu persatu.
" kita akan piknik Maaaa?" kata mereka .
ya..kita akan melihat debur ombak pantai Kalianda,
kita akan menanti mentari bersembunyi dimalam hari,
kita akan menatap karang terjal disenjakala,
dan kita akan kembali menggenggam jemari kita,erat...erat seperti dulu, ketika kalian masih bertelanjang dada bermain pasir di pantai-pantai bumi Papua, atau di pasir-pasir tanah Madura.
Ahirnya penantianku berahir jua, masa-masa penuh harap dan doa tuk bersua mereka,
mendekap tubuh mereka, yang kini tak lagi mungil,
bahkan ketika hendak kupeluk anak laki-lakiku, aku terhenyak dalam tanya, masih
maukah mereka merengkuhku? tubuh dan pikiran mereka bukan lagi seperti yang dulu,
bahkan Papanya pun sudah terlampaui . ah...tapi aku yakin mereka masih anak2ku
dengan hati yang dulu. Aku dapat merasakan dari kedalaman hatiku dan dapat melihat
dari mata batinku, mereka tetap mengasihiku dan juga Papanya.
Perjalanan ke bumi Swarnadwipa ini, adalah perjalanan terindah dalam sisa hidupku.
aku dapat merasakan ikatan erat kasih sayang sebuah keluarga, yang meski telah
tercerai berai tanah pijakannya, tapi tetap terajut kuat.
Terima kasih Tuhan telah Engkau genapkan kasih sayang-Mu dalam sebuah moment
yang tak dapat ditakar dengan neraca apapun, dan tak dapat di ukur dengan
kedalaman samudra dimanapun.
Ahirnya perjalanan ini harus diahiri, mereka ...satu demi satu pergi
meninggalkan aku lagi, SHANTI, SONNY n ALVIN bakpauku, ANGGIA, SYAUQI, REYHANA,
IRIANDA, meski begitu mereka telah tinggalkan jejak kasih sayang dalam hatiku,
telah mereka ukir senyum rindu di batinku, dan... Pap. kita kembali berdua
merajut asa dalam doa buat mereka.
Rabu, 01 Juli 2009
HARIRING ASIH DIBURUAN
Hariring Ema masih ngagalindeung isuk tadi
basa Ema metik kembang di buruan
ku halimpu mawa ayem, nyandak tengtrem
pinuh ku geter asih tansah sirna
Duh Ema...ku matak nineung
basa Ema nyisipkeun kembang dina sanggul
bodas atra daunna katebak angin
hiliwir seungitna ka lebah abdi
teuteup geugeut, lambey ngagelenyu imut..
Sore ieu ......., basa ngawaskeun buruan
kalangkang Ema ngagupayan ti jauhna
siga-siga metik kembang sabiasa
galindeungna nancep maneuh dina hate
kacandak sumilir angin tansah sirna.
_______________________
Puisi ini ku persembahkan
teruntuk Ibuku dan Ibu mertuaku tercinta
basa Ema metik kembang di buruan
ku halimpu mawa ayem, nyandak tengtrem
pinuh ku geter asih tansah sirna
Duh Ema...ku matak nineung
basa Ema nyisipkeun kembang dina sanggul
bodas atra daunna katebak angin
hiliwir seungitna ka lebah abdi
teuteup geugeut, lambey ngagelenyu imut..
Sore ieu ......., basa ngawaskeun buruan
kalangkang Ema ngagupayan ti jauhna
siga-siga metik kembang sabiasa
galindeungna nancep maneuh dina hate
kacandak sumilir angin tansah sirna.
_______________________
Puisi ini ku persembahkan
teruntuk Ibuku dan Ibu mertuaku tercinta
Selasa, 30 Juni 2009
KETIKA PAP PERGI
" Bermalam-malam tak lagi terbilang
detak jam rusak tak beraturan dimakan zaman
dan deraian air mata yang tak pernah bosan, setia menemani mimpi-mimpi
ketika kekasih pergi entah kapan kembali "
Sungguh Pap, itu bukan sekedar coretan tanpa makna,
bukan sekedar igauan mimpi-mimpi Mama, tapi itu benar !
...ketika Pap pergi, disuatu senja di tanah Madura.
Serasa tercerabut hati dari dada Mama,
seakan berraga tapi tak berjiwa, kosong., melayang. hampa dalam tatapan, aaaah, dapatkah bertemu kembali ?
Aku percaya pada Tuhan Sang Pemilik jiwa raga, engkau pasti kembali Pap !
tapi aku juga harus percaya pada kehendak Tuhan bila kita tak dipertemukan
kembali, sebab Tuhan telah menggariskan bahwa setiap manusia pasti akan
mati,
dan kita tidak pernah tahu dimana kita akan mati ?
jadi biarkan aku menangisimu Pap...! karena hanya engkaulah laki-laki yang
paling berhak menerima air mataku selain ayahku.
Senja ini senja termerah di langit Madura,
senja terresah didada Mama, sebab baru aku temui senja seperti ini ,
disini...setelah sekian puluh tahun kita memintal benang harapan dalam
ikatan, ..setelah sekian masa matahari menerangi hari-hari kita,
setelah sekian waktu merajut mimpi dan tujuan,
agar menjadi seperti yang kita dambakan,
selama itu pula tak pernah sekejappun genggaman jemari kita terurai,
belum pernah sekalipun mimpi kita terpenggal jaga dari dekapan,
........dan kini, di senja ini Pap pergi, sanggupkah aku seorang diri..?
Pergilah Pap dengan doa mama, dan yakinkan aku bahwa Pap pasti segera
kembali, agar kita dapat saling menggemgam jemari lagi, dan menapaki titian
merengkuh tujuan.
BULAN DI LANGIT SAMPANG
Malam hening, angin bisu
dan bulanpun muram tertutup awan
jendela kecil tepi laut terbuka
menanti pemayang datang, pergi senja.......
siapkah dia menerima berita.....?
Sampang,21 Pebruari 2000.
dan bulanpun muram tertutup awan
jendela kecil tepi laut terbuka
menanti pemayang datang, pergi senja.......
siapkah dia menerima berita.....?
Sampang,21 Pebruari 2000.
Kamis, 25 Juni 2009
MEREKA HANYA TITIPAN SEMATA
surat anakku Anggia Fatimatuzzahra, yang aku temukan dalam halaman sebuah novel yang berjudul " A death in Vienna "
yang dia berikan sebagai kado di ulang tahunku, di september 2007. sungguh
membuatku terharu.
lama aku tercenung dalam galau, dalam suka, dalam syukur yang tak terbilang pada
Sang Maha Pemilik segalanya, karena telah diberi amanah untuk menjaga anak-anakku.
ya... aku hanya sekedar menjaganya, aku tak berhak memiliki mereka.
mereka amanah Allah yang dipercayakan padaku untuk merawat,mendidik,membimbing,
menunjukan jalan yang akan mereka tapaki.
Tetapi kadang aku merasa mereka adalah milikku, yang harus menjadi seperti apa
yang aku mau, hitam putih hidup mereka, aku yang tentukan. sehingga ketika
mereka tak manjadi seperti yang aku inginkan,
ketika mereka tak lagi ada dalam dekapan
ketika mereka memilih jalan yang tak aku tunjukan,
aku meradang dalam ketaksabaran.
bahkan kadang gelap dalam pikiran .
aku lupa bahwa orang tua tak sepenuhmya memiliki jiwa raga dan pikiran mereka
,mereka adalah juga manusia yang berhak atas langkah yang dipilihnya.
Ah anakku Anggia, aku...ibumu ini seperti yang baru terbangun dari tidur
panjang, yang ternina bobokan dalam nyanyian harapan,
aku terjaga dari anggapan bahwa engkau masih dalam buaian,
ha...ternyata engkau telah dewasa,
telah bisa kau expressikan apa yang ada dalam pikiranmu, dalam anganmu,
telah kau tunjukkan ke" akuan "mu ,
dan aku i b u m u ! hanya dapat memandangmu dalam dada sarat do'a,
ketika suatu hari engkau bersimpuh untuk izinku agar aku melepaskamu,
untuk engkau berbagi rasa dengan pilihanmu,
ahirnya kuserahkan semuanya tentangmu kepada Pemilik mu, karena aku hanyalah
sekedar penjaga amanah-Nya.
yang dia berikan sebagai kado di ulang tahunku, di september 2007. sungguh
membuatku terharu.
lama aku tercenung dalam galau, dalam suka, dalam syukur yang tak terbilang pada
Sang Maha Pemilik segalanya, karena telah diberi amanah untuk menjaga anak-anakku.
ya... aku hanya sekedar menjaganya, aku tak berhak memiliki mereka.
mereka amanah Allah yang dipercayakan padaku untuk merawat,mendidik,membimbing,
menunjukan jalan yang akan mereka tapaki.
Tetapi kadang aku merasa mereka adalah milikku, yang harus menjadi seperti apa
yang aku mau, hitam putih hidup mereka, aku yang tentukan. sehingga ketika
mereka tak manjadi seperti yang aku inginkan,
ketika mereka tak lagi ada dalam dekapan
ketika mereka memilih jalan yang tak aku tunjukan,
aku meradang dalam ketaksabaran.
bahkan kadang gelap dalam pikiran .
aku lupa bahwa orang tua tak sepenuhmya memiliki jiwa raga dan pikiran mereka
,mereka adalah juga manusia yang berhak atas langkah yang dipilihnya.
Ah anakku Anggia, aku...ibumu ini seperti yang baru terbangun dari tidur
panjang, yang ternina bobokan dalam nyanyian harapan,
aku terjaga dari anggapan bahwa engkau masih dalam buaian,
ha...ternyata engkau telah dewasa,
telah bisa kau expressikan apa yang ada dalam pikiranmu, dalam anganmu,
telah kau tunjukkan ke" akuan "mu ,
dan aku i b u m u ! hanya dapat memandangmu dalam dada sarat do'a,
ketika suatu hari engkau bersimpuh untuk izinku agar aku melepaskamu,
untuk engkau berbagi rasa dengan pilihanmu,
ahirnya kuserahkan semuanya tentangmu kepada Pemilik mu, karena aku hanyalah
sekedar penjaga amanah-Nya.
Rabu, 24 Juni 2009
Sepucuk Surat buat Anakku, Anggia Fatimatuzzahra
kutemukan suratmu nak..pada sebuah halaman Novel yang engkau hadiahkan di Ulang tahun Mama. sungguh ...! tak terasa air mata bahagia mengalir...
ternyata engkau telah tumbuh dewasa, anakku ...
Mama seringkali menyesal, mengapa kadang kita bersitegang faham ....., tapi kita hanya manusia yang punya rasa dan pikiran berbeda, tapi Ma yakin akan do'a Mama dan Papa, yang sering kami lantunkan dalam sujud-sujud panjang solat malam kami.
Kau akan berbahagia, dan menjadi anak yang solihah, nak....!
Maapkan Mama dan Papa ya nak ....
karena kau tumbuh dalam keterbatasan dan kekurangan duniawi, tapi meskipun begitu, batin kita selalu sarat dengan cinta dan do'a
Terima kasih dan peluk cium Mama dan Papa, untukmu selalu.
Serang, 9 ,9- 2007
SURAT BUAT MAMAH
Mah....Gie nulis ini semua sebagai rasa terima kasih Gie atas semua yang Gie dapat. selama 23 tahun Mamah menemani masa-masa senang dan duka...
Mah....sepertinya 23 tahun yang jadi bagian dari 5o tahunperjalanan hidup Mamah, buat Gie ga akan pernah tergantikan oleh apapun, karena Mamah memberikan dan memperjuangkan semuanya biar Gie terlahir ke dunia, juga Mamah memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga buat bekal Gie...dari pembekalan agama (apalagi waktu Mamah ngajarin Gie ngaji, walaupun pada saat itu ada cubitan-cubitan halus ditangan..hehehe ,tapi dulu Gie cuma bisa nangis karena belum mengerti apapun makna dari cubitan halus itu). Mamah berjuang keras dengan Papah supaya Gie tetap dapat sekolah sampai Perguruan Tinggi.
Mamah yang selalu ada ketika Gie membutuhkan bantuan Mamah....
Mah....kasih sayang Mamah yang ga ada bandingannya ngebuat Gie bangga.
Gie sering ngecewain Mamah, ngebuat Mamah marah, bahkan ngebuat Mamah nangis,....Gie bener-bener nyesel kalo inget kejadian itu.
Gie selalu berdo'a, semoga dosa-dosa Gie kepada orang tua diampuni oleh Mamah dan Papah, juga oleh Allah SWT. Maap ya Mah....
Mah...sekarang Gie bener-bener menikmati hari-hari dimana Gie jadi lebih deket lagi dengan Mamah , setelah 5 tahun Gie hidup jauh dari Mamah.
Gie berterima kasih pada Allah SWT, karena sudah diberikan kesempatan lebih banyak buat bisa ngejaga dan ngerawat Mamah juga Papah.karena mungkin Gie belum bisa ngasih sesuatu yang dapat dinilai dengan harta dunia ,seperti anak-anak yang lain. Maap ya Mah kalo baru ini yang Gie bisa..........
Mah......mungkin suatu saat nanti Gie bakal hidup jauh lagi dari Mamah, tapi sebelum saat itu tiba, Gie masih pengen berada di samping Mamah juga Papah.( pasti nanti-nanti Gie bakal kangen dengan panggilan Mamah " Gie....!." he..he..he..)
Mah , sekali lagi terima kasih ya..buat segala-galanya, walaupun sebenernya ucapan terima kasih belum cukup untuk menampung semua rasa syukur Gie buat semuanya.
" Met Ulang Tahun Ya Mah..."
Do'a Gie ga akan pernah putus buat Mamah juga Papah...
ngeliat Mamah dan Papah sehat merupakan kebahagiaan buat Gie.
Ya.. Rabb, ampunilah segala dosaku dan segala dosa ayah ibuku, dan curahilah keduanya dengan curahan kasih sayang-Mu, seperti ketika mereka mencurahkan segala kasih sayangnya padaku, ketika waktu aku masih masih kecil Amin.
Serang, 4 September 07
Mah....sepertinya 23 tahun yang jadi bagian dari 5o tahunperjalanan hidup Mamah, buat Gie ga akan pernah tergantikan oleh apapun, karena Mamah memberikan dan memperjuangkan semuanya biar Gie terlahir ke dunia, juga Mamah memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga buat bekal Gie...dari pembekalan agama (apalagi waktu Mamah ngajarin Gie ngaji, walaupun pada saat itu ada cubitan-cubitan halus ditangan..hehehe ,tapi dulu Gie cuma bisa nangis karena belum mengerti apapun makna dari cubitan halus itu). Mamah berjuang keras dengan Papah supaya Gie tetap dapat sekolah sampai Perguruan Tinggi.
Mamah yang selalu ada ketika Gie membutuhkan bantuan Mamah....
Mah....kasih sayang Mamah yang ga ada bandingannya ngebuat Gie bangga.
Gie sering ngecewain Mamah, ngebuat Mamah marah, bahkan ngebuat Mamah nangis,....Gie bener-bener nyesel kalo inget kejadian itu.
Gie selalu berdo'a, semoga dosa-dosa Gie kepada orang tua diampuni oleh Mamah dan Papah, juga oleh Allah SWT. Maap ya Mah....
Mah...sekarang Gie bener-bener menikmati hari-hari dimana Gie jadi lebih deket lagi dengan Mamah , setelah 5 tahun Gie hidup jauh dari Mamah.
Gie berterima kasih pada Allah SWT, karena sudah diberikan kesempatan lebih banyak buat bisa ngejaga dan ngerawat Mamah juga Papah.karena mungkin Gie belum bisa ngasih sesuatu yang dapat dinilai dengan harta dunia ,seperti anak-anak yang lain. Maap ya Mah kalo baru ini yang Gie bisa..........
Mah......mungkin suatu saat nanti Gie bakal hidup jauh lagi dari Mamah, tapi sebelum saat itu tiba, Gie masih pengen berada di samping Mamah juga Papah.( pasti nanti-nanti Gie bakal kangen dengan panggilan Mamah " Gie....!." he..he..he..)
Mah , sekali lagi terima kasih ya..buat segala-galanya, walaupun sebenernya ucapan terima kasih belum cukup untuk menampung semua rasa syukur Gie buat semuanya.
" Met Ulang Tahun Ya Mah..."
Do'a Gie ga akan pernah putus buat Mamah juga Papah...
ngeliat Mamah dan Papah sehat merupakan kebahagiaan buat Gie.
Ya.. Rabb, ampunilah segala dosaku dan segala dosa ayah ibuku, dan curahilah keduanya dengan curahan kasih sayang-Mu, seperti ketika mereka mencurahkan segala kasih sayangnya padaku, ketika waktu aku masih masih kecil Amin.
Serang, 4 September 07
Selasa, 23 Juni 2009
KETIKA SAAT ITU TIBA
Menyesal akupun ahirnya...
ketika pada penghujung pertemuan
setelah melewati jam-jam, hari-hari,bulan dan tahun
dengan coretan warna-warni pada kisahnya
sampailah pada saatnya....pertemuan ini harus diahiri
tak perlu disesali bila air kembali ke muara
tak perlu ditangisi bila burung pulang sarang
tak perlu diratapi bila ombak kembali mendekap pantai
pun tak perlu bergundah hati bila perpisahan ahirnya menghampiri
kita cuma beranggapan memiliki, tak sadar segala tak kita punyai
bahkan ketika merah tanah menyelimuti
Maka, ketika saat itu tiba.....
biarkan semuanya kembali
meski coretan-coretan telah mengisi perjalanan ini
yang baik dan indahlah yang terpatri
kan kita buka sebagai memori suatu hari nanti
ketika pada penghujung pertemuan
setelah melewati jam-jam, hari-hari,bulan dan tahun
dengan coretan warna-warni pada kisahnya
sampailah pada saatnya....pertemuan ini harus diahiri
tak perlu disesali bila air kembali ke muara
tak perlu ditangisi bila burung pulang sarang
tak perlu diratapi bila ombak kembali mendekap pantai
pun tak perlu bergundah hati bila perpisahan ahirnya menghampiri
kita cuma beranggapan memiliki, tak sadar segala tak kita punyai
bahkan ketika merah tanah menyelimuti
Maka, ketika saat itu tiba.....
biarkan semuanya kembali
meski coretan-coretan telah mengisi perjalanan ini
yang baik dan indahlah yang terpatri
kan kita buka sebagai memori suatu hari nanti
Senin, 22 Juni 2009
DAUN-DAUN GUGUR
Jatuh menimpa bumi
hening sepi meski merintih lirih
tangan-tangan kekal telah memetiknya
helaian itu gugur mengapas awan.....
tak perlu gerak, tak perlu sepoi apalagi badai
tak perlu bererat-erat pada tangkai
bila telah tertulis disana
segar atau layu, hijau atau coklat menguning
tak ada beda bagi-Nya
Sampang, 7 Oktober 1998
hening sepi meski merintih lirih
tangan-tangan kekal telah memetiknya
helaian itu gugur mengapas awan.....
tak perlu gerak, tak perlu sepoi apalagi badai
tak perlu bererat-erat pada tangkai
bila telah tertulis disana
segar atau layu, hijau atau coklat menguning
tak ada beda bagi-Nya
Sampang, 7 Oktober 1998
MAWAR II
engkau merah jingga merona
pada setiap pagi dan senja memberi cerah
setiap helai dan kuntum memenuhi tangkai
meski pada ahirnya berahir jua......
ketika senja lagi kutengok dari jendela, ah !
Pamekasan 8 Pebruari 2003
pada setiap pagi dan senja memberi cerah
setiap helai dan kuntum memenuhi tangkai
meski pada ahirnya berahir jua......
ketika senja lagi kutengok dari jendela, ah !
Pamekasan 8 Pebruari 2003
MAWAR I
Engkau kelopak mawar yang gugur ke bumi
ketika senja ikut merambati bumi
satu demi satu gugur, menyendiri....
usai sudah rekah
usai sudah buhul yang terpatri
setelah sekian musim memupuk sari bumi
dan memunguti embun di pagi hari
dan menghiasi taman-taman, kebun-kebun setiap yang memiliki, ah !
Pamekasan 8 Pebruari 03
ketika senja ikut merambati bumi
satu demi satu gugur, menyendiri....
usai sudah rekah
usai sudah buhul yang terpatri
setelah sekian musim memupuk sari bumi
dan memunguti embun di pagi hari
dan menghiasi taman-taman, kebun-kebun setiap yang memiliki, ah !
Pamekasan 8 Pebruari 03
Rabu, 17 Juni 2009
Dalam sepi
Aku sepi dalam ramai
termenung dalam hiruk pikuk
bagai pantai didera ombak
diam terpaku dalam riuh
Aku gelap dalam terang
terpuruk dalam harapan
asing dalam mimpi-mimpi
berjalann dalam angann dan kenyataan
saling bersikukuh dalam pendirian
entahlah ....aku ingin damai dalam sepi Pandeglang 28 juni 2005
termenung dalam hiruk pikuk
bagai pantai didera ombak
diam terpaku dalam riuh
Aku gelap dalam terang
terpuruk dalam harapan
asing dalam mimpi-mimpi
berjalann dalam angann dan kenyataan
saling bersikukuh dalam pendirian
entahlah ....aku ingin damai dalam sepi Pandeglang 28 juni 2005
Kamis, 11 Juni 2009
usai sudah masa2 dimana aku,suamiku dan anak2ku melakukan perjalanan panjang berhari-hari, yang meski kelelahan tapi tak kulihat anak2ku mengeluhkan,sebab ketika rasa suntuk hampir menggoyahkan ketabahan, maka hamparan lautan dengan gulungan ombak ,yang terkadang berpuluh-puluh lumba-lumba membuat suntuk itu sirna, dan Pelabuhan tempat kapal kami akan bersandar telah kelihatan. Maka Jayapura tercinta pun harus kami tinggalkan
Selasa, 09 Juni 2009
ibuku mata air kasihku
Setiap jengkal tanah yang kau injak, Ibu...adalah doa untukku
setiap detik dari hari-harimu , Ibu......adalah rindu yang kau kirim untukku
setiap tetes air susumu,Ibu..adalah darah dan daging yang tumbuh dalam diriku
dan setiap tetes keringatmu, Ibu...adalah nafas yang yang berhembus di hidupku
tapi...Ibu.. sering anakmu lalaikan semua itu
kerap kulupakan setiap rindu,setiap tetes air susu,setiap tetes keringatmu
yang tak pernah kau alpakan di hidupmu, sampai Allah memanggilmu
Kini , Ibu...
Kau samudra air mataku
Kau denyut nadi kehidupanku
kau getar lirih doa-doaku
Tuhan !, dekap ibuku dalam deras kasih-Mu.
setiap detik dari hari-harimu , Ibu......adalah rindu yang kau kirim untukku
setiap tetes air susumu,Ibu..adalah darah dan daging yang tumbuh dalam diriku
dan setiap tetes keringatmu, Ibu...adalah nafas yang yang berhembus di hidupku
tapi...Ibu.. sering anakmu lalaikan semua itu
kerap kulupakan setiap rindu,setiap tetes air susu,setiap tetes keringatmu
yang tak pernah kau alpakan di hidupmu, sampai Allah memanggilmu
Kini , Ibu...
Kau samudra air mataku
Kau denyut nadi kehidupanku
kau getar lirih doa-doaku
Tuhan !, dekap ibuku dalam deras kasih-Mu.
Selasa, 28 April 2009
Poet 4 My daughter Wedding
Satu lagi akan kulalui sebuah cerita
mengisi agenda perjalananku di bumi
perahu biduk dan sampan siap berjalan ke depan
melayari bentangan kehidupan
memeluk pulau merangkul tujuan
kepakkan sayap terbangkan impian
berpacu nasib menerjang badai dan hitam putih kehidupan
disana...bintang menanti siap dipetik
dan serunipun melahirkan putik
bersama senandung dalam dekapan Yang Maha Kasih
Langganan:
Postingan (Atom)