Sabtu, 25 Juli 2009

L A N G K A H

HARI DEMI HARI SETIA KUTELUSURI JALANKU
NAMUN SELALU KUTEMUI PERSIMPANGAN
HARUS SEJUTA KALI KU BERPIKIR
JALAN MANA YANG HARUS KUTEMPUH
SETIAP MALAM KUPELUK REMBULAN, MESKI HANYA DALAM HAYALAN
SETIAP HARI KUCIUMI MATAHARI,MESKI CUMA DALAM MIMPI
JEMUKAH SIANG DAN MALAM PADAKU, YANG SETIAP DETAK
JANTUNGNYA KU ISI ILUSI...?
MARAHKAH REMBULAN DAN MATAHARI PADAKU, YANG SETIAP HELAAN
NAPASNYA KUCUMBUI SELALU......?
BISAKAH MATA HATIKU MENITI HARI DENGAN PENUH ARTI...?
SANGGUPKAH KAKIKU MENAPAKI LANGKAH DENGAN PASTI ?
WAHAI....! BAKARLAH SIANG DAN MALAM DENGAN API HAKIKI
TEMUKAN SEGERA JALAN MENUJU KEBENARAN ABADI

Sabtu, 18 Juli 2009

DI PASIR PUTIH KALIANDA


"Hore......!!!!"
!begitu teriakku, ketika ahirnya datang juga waktu yang aku tunggu itu.
seperti anak kecil yang ibunya datang dari pasar membawakan sebatang coklat kegemarannya.
Aku bersorak, bernyanyi, bahkan ...hihi.., aku menari ! gila!.
ya ...bagaimana tidak? ketika ahirnya satu demi satu anak2ku ,cucuku dan menantuku datang satu persatu.
" kita akan piknik Maaaa?" kata mereka .
ya..kita akan melihat debur ombak pantai Kalianda,
kita akan menanti mentari bersembunyi dimalam hari,
kita akan menatap karang terjal disenjakala,
dan kita akan kembali menggenggam jemari kita,erat...erat seperti dulu, ketika kalian masih bertelanjang dada bermain pasir di pantai-pantai bumi Papua, atau di pasir-pasir tanah Madura.

Ahirnya penantianku berahir jua, masa-masa penuh harap dan doa tuk bersua mereka,
mendekap tubuh mereka, yang kini tak lagi mungil,
bahkan ketika hendak kupeluk anak laki-lakiku, aku terhenyak dalam tanya, masih
maukah mereka merengkuhku? tubuh dan pikiran mereka bukan lagi seperti yang dulu,
bahkan Papanya pun sudah terlampaui . ah...tapi aku yakin mereka masih anak2ku
dengan hati yang dulu. Aku dapat merasakan dari kedalaman hatiku dan dapat melihat
dari mata batinku, mereka tetap mengasihiku dan juga Papanya.

Perjalanan ke bumi Swarnadwipa ini, adalah perjalanan terindah dalam sisa hidupku.
aku dapat merasakan ikatan erat kasih sayang sebuah keluarga, yang meski telah
tercerai berai tanah pijakannya, tapi tetap terajut kuat.

Terima kasih Tuhan telah Engkau genapkan kasih sayang-Mu dalam sebuah moment
yang tak dapat ditakar dengan neraca apapun, dan tak dapat di ukur dengan
kedalaman samudra dimanapun.

Ahirnya perjalanan ini harus diahiri, mereka ...satu demi satu pergi
meninggalkan aku lagi, SHANTI, SONNY n ALVIN bakpauku, ANGGIA, SYAUQI, REYHANA,
IRIANDA, meski begitu mereka telah tinggalkan jejak kasih sayang dalam hatiku,
telah mereka ukir senyum rindu di batinku, dan... Pap. kita kembali berdua
merajut asa dalam doa buat mereka.

Rabu, 01 Juli 2009

HARIRING ASIH DIBURUAN

Hariring Ema masih ngagalindeung isuk tadi
basa Ema metik kembang di buruan
ku halimpu mawa ayem, nyandak tengtrem
pinuh ku geter asih tansah sirna



Duh Ema...ku matak nineung
basa Ema nyisipkeun kembang dina sanggul
bodas atra daunna katebak angin
hiliwir seungitna ka lebah abdi
teuteup geugeut, lambey ngagelenyu imut..


Sore ieu ......., basa ngawaskeun buruan
kalangkang Ema ngagupayan ti jauhna
siga-siga metik kembang sabiasa
galindeungna nancep maneuh dina hate
kacandak sumilir angin tansah sirna.


_______________________

Puisi ini ku persembahkan
teruntuk Ibuku dan Ibu mertuaku tercinta