Selasa, 30 Juni 2009

KETIKA PAP PERGI


" Bermalam-malam tak lagi terbilang
detak jam rusak tak beraturan dimakan zaman
dan deraian air mata yang tak pernah bosan, setia menemani mimpi-mimpi
ketika kekasih pergi entah kapan kembali "


Sungguh Pap, itu bukan sekedar coretan tanpa makna,
bukan sekedar igauan mimpi-mimpi Mama, tapi itu benar !
...ketika Pap pergi, disuatu senja di tanah Madura.
Serasa tercerabut hati dari dada Mama,
seakan berraga tapi tak berjiwa, kosong., melayang. hampa dalam tatapan, aaaah, dapatkah bertemu kembali ?

Aku percaya pada Tuhan Sang Pemilik jiwa raga, engkau pasti kembali Pap !
tapi aku juga harus percaya pada kehendak Tuhan bila kita tak dipertemukan
kembali, sebab Tuhan telah menggariskan bahwa setiap manusia pasti akan
mati,
dan kita tidak pernah tahu dimana kita akan mati ?
jadi biarkan aku menangisimu Pap...! karena hanya engkaulah laki-laki yang
paling berhak menerima air mataku selain ayahku.

Senja ini senja termerah di langit Madura,
senja terresah didada Mama, sebab baru aku temui senja seperti ini ,
disini...setelah sekian puluh tahun kita memintal benang harapan dalam
ikatan, ..setelah sekian masa matahari menerangi hari-hari kita,
setelah sekian waktu merajut mimpi dan tujuan,
agar menjadi seperti yang kita dambakan,
selama itu pula tak pernah sekejappun genggaman jemari kita terurai,
belum pernah sekalipun mimpi kita terpenggal jaga dari dekapan,
........dan kini, di senja ini Pap pergi, sanggupkah aku seorang diri..?

Pergilah Pap dengan doa mama, dan yakinkan aku bahwa Pap pasti segera
kembali, agar kita dapat saling menggemgam jemari lagi, dan menapaki titian
merengkuh tujuan.

2 komentar:

  1. Tuh Bi Am sukses ... tos aya fotoan. Sedang berdua lagi. Dimana tuuuh ..??

    BalasHapus
  2. hehe, nyoba2 , kan dipasihan terang ku Ani.Thank you sayang. eta foto di Asep Strawberry.

    BalasHapus